Masih ada dalam ingatan saya ketika pada tahun 1994 berkesempatan jalan-jalan ke Kota Rengat, sebuah kota Kecil di Propinsi Riau yang suasananya relatif masih sangat sepi pada waktu itu. Sebuah kolam besar seperti danau ada di tengah kota, yang sepertinya menjadi tempat pesiar bagi warga kota. Cerita yang menuntun perjalanan saya ke kota ini adalah kisah Heroik kota ini pada masa Jepang.
Tetapi ternyata di sana, saya pun menemukan sebuah episode sejarah Kota Rengat pada masa Islam, yaitu keberadaan sebuah makam yang masih sederhana dan sudah resmi ditetapkan sebagai situs cagar budaya, makam itu adalah makam Sultan Kasedengan. Sayangnya pada waktu itu saya tidak terpikir untuk mendokumentasikan secara lengkap bentuk nisannya.
Sultan Kasedengan bukan merupakan sultan yang mempunyai kekuasaan (raja), tetapi semacam pejabat pengawas (Sultan Pengawas) yang bertugas mengawasi aset-aset Kerajaan Indragiri di Deli-Serdang. Jadi Sultan Kasedengan bukan termasuk deretan sultan-sultan Indragiri yang mempunyai kekuasaan di wilayah tertentu. Makam Sultan Ksedengan terletak di Jl. Kompleks Narasinga II, Kec. Rengat Barat, Kab. Indragiri Hulu, Riau.
Sultan Kasedengan adalah seorang tokoh Ulama Melayu Islam yang berasal dari kesultanan Melayu Kerajaan Serdang, bernama Raja Ahmat Alamsyah Putra, Gelar Sultan Kesedangan Indaragiri. Selain sebagai seorang ulama beliau juga seorang Laksamana dari Sultan Iskandar Muda Aceh yang pernah menaklukkan Pantai Timur dan Pantai Barat Sumatra,serta menaklukkan Perak dan Pahang.
Beliau datang ke Kerajaan Indragiri karena menghindari terjadinya kudeta perang saudara perebutan Tahta di Kerajaan Deli Serdang.Beliau datang kekerajaan Indragiri semasa Pemerintahan Sultan Jamaluddin Sulaimansyah, Sultan Kerajaan Indragiri yang ke 8 (Delapan) yang memerintah sekitar tahun 1658 – 1669 M.Di Kerajaan Indragiri Raja Ahmad Alamsyah Putra gelar Sultan Kesedangan Indragiri diangkat menjadi Raja Ibadat (Khalifahtullah Fi’l Ardh).
Makam Sultan Kasedengan berada di sebelah barat kompleks makam Narasinga II dengan jarak lebih kurang 100 meter. Nisan makam Sultan Kasedengan terbuat dari granit dan jirat dilapisi porselin warna putih dengan panjang jirat 235 cm dan lebar 122 cm. Nisannya berbentuk tanduk kerbau yang bagian atasnya terdapat ragam hias ceplok bunga dan pilin. Tinggi nisan 70 cm, lebar 31 cm dan tebal 13 cm.
Bagian dasar nisan berbentuk segi empat dengan dua ukiran berbentuk segi empat yang dipahat serta di bagian atasnya ada satu bonggolan yang dibagian tengahnya berbentuk segitiga. (Sigarda)
Posting Komentar