SigardaIndonesia – Liputan
Bongpay adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu, marmer, Granit ataupun batu sejenis lainnya. Bongpay merupakan penanda makam leluhur bagi warga Tionghoa.
Di Semarang, banyak makam Tionghoa yang telah dibongkar. Ada bongpay yang dipindah oleh keturunannya, ada pula yang akhirnya merana. Sejumlah data yang tercantum di bongpay bisa menguak sejarah persebaran penduduk sebuah kota. Dengan membaca tulisan yang ada di bongpay bisa diketahui tentang diaspora Tionghoa yang masuk ke Semarang. Sebab biasanya, pada bongpay tersebut tertulis tempat asal warga yang dikuburkan.
Pada trip 1,
Sabtu lalu(11/12/2021), Ika Dewi dan Etik Mahareni bersama Pippo Agosto menelusuri daerah Simongan dan TPU Bergota. Di Kawasan Simongan ada 3 lokasi Bong yang kami kunjungi. 1 bong berada di dekat Klenteng Kebonjeruk (Low Lie Bio), 1 bong berada di belakang rumah warga di Srinindito Selatan V, dan 1 bong ada di jalan Pamularsih Buntu. Lalu di TPU Bergota kami mengunjungi 12 dari 17 bong yang ada di lokasi tersebut. Ada 7 bong yang relatif masih utuh, tetapi yang lain hanya tinggal beberapa bagiannya saja. Dan ada juga beberapa bongpay yang masih terbaca tulisannya.
Di lokasi TPU Bergota juga, tim Sigarda sempat mengunjungi tinggalan makam Yahudi. Ada 9 makam dengan 3 bentuk yang berbeda yaitu : persegi, segitiga dan bulat. Beberapa masih ada nisannya yang bertulisan bahasa Ibrani.
Kita lanjut trip berikutnya minggu depan….
Posting Komentar