Arca Totok Kerot | Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Oleh:
Hilda Nurmala Risani
Berbicara tentang arca totok kerot ini, tidak
terlepas dari sosok Sri Aji Jayabaya yang
menjadi sentral dalam perjalanan Kerajaan Kadiri. Beliau dikenal sebagai raja paling sukses dan memiliki kesaktian
yang tidak tertandingi. Salah satu buktinya yaitu adanya arca totok kerot.
Arca totok kerot terletak di Desa Bulupasar,
Kecamapatan Pagu, Kabupaten Kediri, tepatnya yaitu sekitar 10 kilometer sebelah
selatan Pamuksan Sri Aji Jayabaya di Desa Menang.
Arca Totok Kerot merupakan
sebuah patung Dwarapala (penjaga gapura) peninggalan dari masa Kerajaan Kadiri.
Arca ini termasuk Dwarapala raksasa karena memiliki tinggi sekitar 3 meter.
Wujud Arca Totok Kerot berupa buto atau raksasa perempuan dengan rambut terurai
menjuntai ke belakang. Posisi duduk yang seperti bersimpuh, tetapi satu kakinya
tegak, matanya melotot, terdapat hiasan candrakapala di kepalanya berupa
tengkorak bertaring di atas bulan sabit. Selain itu, kalung yang dikenakan juga
memiliki ikon tengkorak. Perlu diketahui juga bahwa terdapat gambaran
rambut halus yang berada di beberapa bagian tubuh arca seperti dada, siku, dan
ketiak. Hal ini mungkin memberikan kesan maskulinitas pada Arca Totok Kerot.
Arca ini disebut sebagai
wujud kesaktian raja Sri Aji Jayabaya dikarenakan berdasarkan kisah yang
diceritakan secara turun temurun yaitu pertama, terdapat
seorang putri cantik yang bernama Putri Lodaya. Ia bermaksud untuk melamar sang
raja Sri Aji Jayabaya. Akan tetapi, keinginannya tidak terpenuhi, karena adanya
penolakan dari sang raja. Akhirnya, sang putri sangat marah. Ia mengutus
pasukannya untuk memerangi Kadiri dan mengobrak abrik keratonnya. Hal tersebut
rupanya menjadikan sang putri gegabah, sebab angkatan perang Kadiri kuat dan
tersohor sehingga bukan tandingan dari bala tentaranya. Akhirnya, Putri Lodaya
mengalami kekalahan. Ketika menjadi tawanan raja dan dihadapkan di depannya,
sang putri marah bahkan memaki-maki raja Sri Aji Jayabaya. Akibatnya, raja
murka dan terucaplah suatu kutukan dengan menyebut Putri Lodaya memiliki
kelakuan layaknya buto. Seketika berubahlah wujudnya menjadi arca raksasa yang
dikenal sebagai Totok Kerot. Kedua, nama
sang Putri adalah Dewi Surengrana. Putri tersebut bercekcok dengan Dewi
Sekartaji. Status Dewi Surengrana dan Dewi Sekartaji adalah istri dari Sri Aji
Jayabaya. Dewi Surengrana memiliki sifat, perilaku, dan watak yang buruk
selama hidupnya. Sehingga, orang sekitar menyebutnya Totok Kerot. Sebutan itu
berasal dari kata ‘methotok’ atau bersungut-sungut
dan ‘kerot’ atau membunyikan giginya. Setelah meninggal, Dewi
Surengrana diwujudkan sebagai Arca Totok Kerot.
Referensi:
- Putra, C.K. (2005). “Arca Dwarapala di Kompleks candi Penataran (Tinjauan Fungsi Ikonografis)”. Dalam Sejarah: Kajian Sejarah dan Pengajarannya Th. XI/No2. Hal 1-27.
- Rahardjo, S. (1986). Arca-arca Dwarapala Jawa Tengah: Sebuah Tinjauan Mengenai Perkembangan Bentuk dan Arti Simboliknya. Jakarta: Proyek
Javanologi Depdikbud.
- Wahyudi, Deny Yudo & Slamet Sujud Purnawan Jati. (2018). Arca Dwarapala Raksasa Gaya Seni Kadiri, Singasari, & Majapahit. Sejarah dan Budaya. 12 (2).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwic94qP_sr6AhW2RmwGHfBGDvwQFnoECCgQAQ&url=http%3A%2F%2Fjournal2.um.ac.id%2Findex.php%2Fsejarah-dan-budaya%2Farticle%2Fdownload%2F6171%2F3200&usg=AOvVaw0wYyi87d3XHSGqgFIQfNIB, diakses pada 06 Oktober 2022, pukul 13.45 WIB.
https://nasional.okezone.com/read/2022/01/21/337/2535860/kisah-arca-totok-kerot-karma-kecantikan-wanita-yang-miliki-kelakuan-seperti-buto?page=2, diakses pada 06 Oktober 2022, pukul 14.00 WIB.
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-1555965/arca-totok-kerot-sebuah-cerita-rakyat-bukti-kesaktian-sri-aji-jayabaya, diakses pada 06 Oktober 2022, pukul 14.10 WIB.
Posting Komentar